Asal Usul Kata Cibaduyut yang Menjadi Pusat Industri Sepatu
Pendahuluan Ketika mendengar kata Cibaduyut, hampir semua orang langsung teringat pada sepatu. Kawasan yang satu ini memang telah dikenal sebagai pusat industri alas kaki terbesar di Indonesia. Namun, tahukah kamu dari mana sebenarnya asal usul kata Cibaduyut itu sendiri? Artikel ini akan membahas makna nama Cibaduyut, sejarah terbentuknya industri sepatu di kawasan tersebut, hingga bagaimana…
Pendahuluan
Ketika mendengar kata Cibaduyut, hampir semua orang langsung teringat pada sepatu. Kawasan yang satu ini memang telah dikenal sebagai pusat industri alas kaki terbesar di Indonesia. Namun, tahukah kamu dari mana sebenarnya asal usul kata Cibaduyut itu sendiri?
Artikel ini akan membahas makna nama Cibaduyut, sejarah terbentuknya industri sepatu di kawasan tersebut, hingga bagaimana pabrik sepatu cibaduyut tetap bertahan di tengah arus modernisasi dan produk impor.
Asal-usul Nama Cibaduyut
Nama “Cibaduyut” berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yaitu “Ci” yang berarti air, dan “baduyut” yang mengacu pada sejenis tumbuhan air merambat bernama areuy baduyut. Menurut catatan sejarah lokal, di masa lalu wilayah ini memang banyak ditumbuhi tanaman tersebut di sepanjang aliran air kecil di sekitar pemukiman warga.
Dari sanalah muncul istilah “Ci-baduyut”, yang secara harfiah berarti “air tempat tumbuh tanaman baduyut”. Lama-kelamaan, seiring perkembangan zaman dan pelafalan masyarakat setempat, kata itu berubah menjadi “Cibaduyut” — nama yang kini dikenal seluruh Indonesia.
Dalam sebuah ungkapan Sunda lama, warga sering berkata:
“Cibaduyut téh cai nu aya areuy-na baduyut.”
Artinya, Cibaduyut itu air tempat tumbuh tanaman baduyut.
Kata itu bukan sekadar nama geografis, tapi simbol keterikatan masyarakatnya dengan alam dan kerja keras — dua hal yang kelak menjadi fondasi berkembangnya industri sepatu di wilayah ini.
Referensi: AyoBandung.com – Sejarah Nama Cibaduyut
Awal Mula Industri Sepatu di Cibaduyut
Sejarah industri sepatu di Cibaduyut dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya sekitar tahun 1920-an. Kala itu, beberapa warga Cibaduyut yang bekerja sebagai buruh pabrik sepatu di Bandung mulai mencoba membuat sepatu sendiri di rumah. Mereka menggunakan sisa bahan kulit dari tempat kerjanya dan menjual produk jadi ke pasar tradisional sekitar.
Dari usaha rumahan itulah lahir cikal bakal pabrik sepatu cibaduyut. Produksinya masih sederhana, peralatan manual, dan modelnya terbatas. Namun kualitas buatan tangan (handmade) membuat sepatu Cibaduyut dikenal awet dan kuat.
Menjelang tahun 1940-an, jumlah pengrajin meningkat pesat. Berdasarkan arsip pemerintah daerah, sedikitnya sudah ada sekitar 80 hingga 100 pengrajin sepatu di kawasan tersebut. Sepatu hasil produksi warga Cibaduyut mulai dipasarkan ke berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hingga Medan.
Tahun-tahun setelah kemerdekaan menjadi masa keemasan industri sepatu Cibaduyut. Banyak warga yang sebelumnya bertani beralih profesi menjadi pembuat sepatu. Usaha rumahan berkembang menjadi bengkel kecil, dan beberapa di antaranya tumbuh menjadi pabrik dengan tenaga kerja puluhan orang.
Perkembangan Pabrik Sepatu Cibaduyut
Masuk ke era 1970-an dan 1980-an, pabrik sepatu cibaduyut makin dikenal luas. Pemerintah daerah bahkan menetapkan kawasan tersebut sebagai Sentra Industri Sepatu Kulit Bandung.
Pada dekade itu, dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti tempat pelatihan perajin, gedung koperasi, hingga area penjualan terpadu. Wisatawan yang datang ke Bandung pun menjadikan Cibaduyut sebagai destinasi wajib untuk membeli sepatu kulit asli dengan harga terjangkau.
Puncaknya terjadi di era 1990-an, ketika nama Cibaduyut begitu populer di seluruh Indonesia. Bahkan, tugu sepatu raksasa yang berdiri di perempatan Jalan Soekarno-Hatta menjadi ikon wisata dan simbol kebanggaan masyarakat Bandung.
Namun, memasuki tahun 2000-an, industri ini menghadapi tantangan besar: masuknya sepatu impor murah dari luar negeri, terutama dari China dan Vietnam. Banyak pengrajin kehilangan pasar dan omzet menurun drastis. Sebagian pabrik kecil harus tutup atau beralih profesi.
Meski begitu, sebagian pelaku usaha memilih bertahan dan beradaptasi. Mereka mulai memanfaatkan teknologi modern seperti mesin jahit industri, pemotong kulit otomatis, serta desain digital berbasis CAD. Beberapa pabrik juga menjalin kerja sama dengan desainer muda untuk mengembangkan model sepatu yang lebih trendi.
Kini, pabrik sepatu cibaduyut bukan hanya melayani produksi massal, tapi juga custom order untuk brand lokal, toko online, hingga ekspor ke luar negeri. Banyak pembeli datang dari Malaysia, Brunei, hingga Timur Tengah untuk memesan sepatu berbahan kulit asli buatan Cibaduyut.
Tantangan dan Upaya Kebangkitan
Meski reputasi Cibaduyut sempat menurun karena gempuran produk impor, semangat para pengrajin tidak padam. Dalam beberapa tahun terakhir, generasi muda Cibaduyut mulai bangkit kembali lewat pendekatan digital dan inovasi desain.
Beberapa pabrik dan brand lokal mulai memasarkan produknya lewat marketplace online, seperti Shopee dan Tokopedia, bahkan melalui siaran langsung di TikTok. Strategi ini membuat sepatu Cibaduyut lebih mudah diakses oleh konsumen muda di berbagai daerah.
Selain itu, komunitas pengrajin dan asosiasi pabrik sepatu di Bandung juga aktif mengadakan pelatihan desain, peningkatan kualitas bahan, serta branding produk agar bisa bersaing dengan merek luar negeri.
Langkah lain yang penting adalah memperkuat citra “Made in Cibaduyut”. Banyak pembeli sekarang lebih menghargai produk lokal yang punya identitas kuat. Sepatu kulit buatan tangan dari pabrik sepatu cibaduyut menjadi simbol karya anak bangsa yang bermutu tinggi.
Referensi: E-Journal UPI – Strategi Penguatan Citra Industri Cibaduyut
Tips Membuat Sepatu di Pabrik Sepatu Cibaduyut
Kalau kamu tertarik untuk punya brand sepatu sendiri, Cibaduyut adalah tempat yang tepat untuk memulai. Banyak pabrik di sini menerima pesanan custom dengan jumlah fleksibel — dari 1 pasang hingga ribuan.
Berikut tips jika ingin membuat sepatu di kawasan ini:
- Cari pabrik berpengalaman. Pastikan mereka punya portofolio dan kualitas yang sesuai standar ekspor.
- Siapkan desain dan spesifikasi. Model, bahan, warna, serta logo sebaiknya kamu rancang terlebih dahulu.
- Mintalah sampel. Sebelum produksi massal, mintalah contoh jadi agar bisa memastikan hasil sesuai harapan.
- Gunakan bahan lokal. Banyak pabrik sepatu cibaduyut bekerja sama dengan pemasok kulit dari Garut dan Sukaregang yang terkenal kualitasnya.
- Diskusikan waktu produksi. Proses pembuatan sepatu kulit biasanya memerlukan waktu 2–4 minggu tergantung model.
Selain itu, kamu bisa mengunjungi www.sepatucibaduyut.com untuk melihat portofolio pabrik, contoh desain, serta mengajukan penawaran kerja sama produksi.
Kata Orang Sunda: “Moal leungit ku jaman.”
Ada pepatah Sunda yang pas untuk menggambarkan semangat warga Cibaduyut:
“Moal leungit ku jaman.”
Artinya, tidak akan hilang ditelan zaman.
Begitulah semangat pengrajin sepatu di Cibaduyut. Meski teknologi terus berubah dan persaingan makin ketat, mereka tetap menjaga kualitas, kejujuran, dan ciri khas produksi manual yang menjadi identitas utama.
Kesimpulan
Asal usul kata Cibaduyut mungkin sederhana, hanya gabungan antara air dan tanaman merambat. Namun dari kata itu lahir sebuah kawasan yang kini menjadi legenda dalam dunia alas kaki Indonesia.
Cibaduyut bukan sekadar nama daerah — ia adalah simbol ketekunan, kreativitas, dan semangat wirausaha rakyat Bandung. Dari lorong-lorong kecil hingga pabrik besar, denyut ekonomi kawasan ini tetap hidup.
Dan bagi kamu yang ingin membuat brand sepatu sendiri, tak ada tempat yang lebih otentik daripada bekerja sama dengan pabrik sepatu cibaduyut. Kunjungi sekarang juga www.sepatucibaduyut.com dan jadikan idemu melangkah lebih jauh.