pabrik sepatu bandung pabrik sepatu cibaduyut

Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Tapi Kenapa Sering PHK?

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil sepatu berkualitas di dunia. Bahkan, sepatu-sepatu yang dipakai bintang sepak bola dunia seperti David Beckham dan Zinedine Zidane pernah dibuat di pabrik Indonesia, khususnya untuk seri Predator dari Adidas.

Tak hanya itu, data dari Adidas dan Nike mencatat bahwa hingga tahun 2023, sekitar 32 persen sepatu Adidas dan 27 persen sepatu Nike yang beredar di dunia berasal dari Indonesia. Fakta ini jelas menunjukkan bahwa kualitas dan kemampuan produksi alas kaki Indonesia tidak bisa dianggap remeh.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Yoseph Billie Dosiwoda, menyebutkan bahwa tenaga kerja Indonesia sangat kompeten.

“Tenaga kerja kita dan produk ekspor kita sangat kompetitif. Kualitasnya juga bagus dan mampu bersaing di pasar global, terutama Amerika,” jelasnya.

Memang, Amerika Serikat saat ini masih menjadi pasar ekspor utama untuk sepatu buatan Indonesia. Selain itu, China, Belanda, Belgia, dan Jepang juga masuk daftar negara tujuan ekspor. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor alas kaki Indonesia mencapai US$7,08 miliar pada 2024, meningkat dari US$6,44 miliar di tahun sebelumnya. Produk yang diekspor pun beragam, mulai dari sneakers hingga sepatu boots musim dingin.

Menariknya, sepatu Indonesia tak hanya masuk ke pasar brand besar, tapi juga telah dikirim ke lebih dari 131 negara di dunia, dengan nilai ekspor total mencapai US$7,8 miliar.

Namun di balik kesuksesan itu, industri ini menyimpan tantangan besar — salah satunya adalah gelombang PHK yang masih sering terjadi.

Banyak Order, Tapi Banyak PHK?

Meskipun kontribusi tenaga kerja Indonesia terhadap brand global sangat besar — mencapai hampir 30 persen dari total tenaga kerja pabrik Adidas dan Nike secara global — nyatanya pemutusan hubungan kerja (PHK) masih kerap terjadi.

Salah satu contoh terbaru adalah PT Adis Dimension Footwear, produsen sepatu Nike di Indonesia, yang pada Desember 2024 lalu memutuskan hubungan kerja terhadap 1.500 karyawannya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Menurut Billie, sebagian besar bahan baku pembuatan sepatu — sekitar 60 hingga 70 persen — masih diimpor, terutama dari China dan India. Hal ini membuat industri alas kaki di dalam negeri sangat rentan terhadap perubahan global, mulai dari kebijakan dagang, kenaikan bahan baku, hingga penurunan permintaan dari negara pembeli.


Jika Anda ingin versi ini dijadikan konten website, artikel media, atau dipoles untuk keperluan presentasi industri, saya bisa bantu sesuaikan lagi. Mau lanjut ke versi lain?

You said:

tambahan dilansir dari www.abc.net , kemudian berikan narasi bahwa ingin mememesan sepatu custom terbaik adalah dengan bikin di www.sepatucibaduyut.com

ChatGPT said:

Berikut versi artikel yang sudah ditambahkan sumber dari www.abc.net dan disisipkan narasi promosi ke www.sepatucibaduyut.com secara natural:


Industri Sepatu RI Laris di Dunia, Tapi Kenapa Masih Sering PHK?

Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu negara penghasil sepatu berkualitas tinggi. Bahkan, sepatu-sepatu yang dipakai oleh bintang sepak bola dunia seperti David Beckham dan Zinedine Zidane berasal dari pabrik di Indonesia, khususnya seri Predator dari Adidas.

Dilansir dari ABC News, Adidas dan Nike mencatat bahwa hingga tahun 2023, 32% sepatu Adidas dan 27% sepatu Nike yang dijual di dunia diproduksi di Indonesia. Ini jadi bukti kuat bahwa kualitas sepatu buatan Indonesia sangat dihargai secara global.

Direktur Eksekutif APRISINDO, Yoseph Billie Dosiwoda, juga mengungkapkan bahwa tenaga kerja Indonesia sangat terampil dan mampu menghasilkan produk ekspor yang kompetitif.

“Tenaga kerja kita dan produk ekspor kita itu sangat kompetitif dan bagus kualitasnya,” katanya.
“Kualitasnya bagus dan memang memenuhi pasar, terutama di Amerika.”

Memang, Amerika Serikat masih menjadi pasar ekspor terbesar sepatu Indonesia, disusul oleh China, Belanda, Belgia, dan Jepang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor alas kaki Indonesia pada 2024 mencapai US$7,08 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka US$6,44 miliar.

Yang menarik, produk alas kaki buatan Indonesia tak hanya untuk merk ternama saja. Indonesia mengekspor beragam model sepatu ke lebih dari 131 negara di seluruh dunia. Total nilai ekspor mencapai US$7,8 miliar sepanjang 2024.

Tapi, Mengapa Masih Terjadi PHK?

Di balik pencapaian itu, industri ini menyimpan persoalan serius: gelombang PHK massal. Padahal, industri sepatu dan garmen Indonesia menyerap hampir 30% dari total tenaga kerja pabrik Adidas dan Nike secara global.

Namun kenyataannya, pemutusan hubungan kerja masih marak terjadi. Salah satu kasus terbaru terjadi pada Desember 2024, ketika PT Adis Dimension Footwear—produsen sepatu Nike—mem-PHK 1.500 karyawan.

Apa penyebabnya?

Faktor terbesar adalah ketergantungan terhadap bahan baku impor. Sekitar 60–70% bahan baku sepatu diimpor dari China dan India. Ketika harga bahan baku melonjak atau permintaan global menurun, industri dalam negeri langsung terdampak.


Ingin Sepatu Custom Berkualitas? Produksi Langsung di Sentra Sepatu Lokal

Meskipun tantangan global masih membayangi, potensi industri alas kaki lokal tetap menjanjikan. Terutama bagi Anda yang ingin membuat sepatu custom, mulai dari sepatu kantor, sneakers, hingga sandal kulit premium.

Untuk hasil terbaik, buatlah sepatu langsung dari pengrajinnya di Cibaduyut—sentra sepatu legendaris Indonesia.

💡 Pesan sekarang di: www.sepatucibaduyut.com
Rasakan kualitas buatan tangan, desain sesuai keinginan, dan proses yang transparan dari pengrajin terpercaya.